Selasa, 03 Februari 2015
PERANCANGAN DENGAN MIKROKONTROLLER
Perancangan
Umum Sistem
Perancangan
Perangkat Keras (Hardware)
Dalam
perencanaan alat pada perangkat keras (hardware) dilakukan perencanaan pada
sistem mekanik dan juga sistem perencanaan pada elektronika. pada perencanaan
sistem elektronika dilakukan beberapa perencanaan terhadap rangkaian
elektronika yang digunakan untuk mendriver dan mengontrol daripada sistem
mekanik.
Perancangan
Catu Daya
Catu daya merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan
suatu rangkaian elektronika untuk bekerja. besarnya suplai daya tergantung
spesifikasi alat masing – masing. Pada sistem pengendalian ini, catu daya digunakan
untuk mengaktifkan sensor – sensor pada rangkaian. Rangkaian membutuhkan suplai
daya sebesar +12V. Gambar 3.2 merupakan rangkaian catu daya yang dapat memenuhi
rangkaian tersebut. inputan rangkaian ini adalah tegangan 220 V, dengan
menggunakan LM 7912 dan 7812. Rangkaian ini menghasilkan keluaran sebesar -12V
dan +12 V.
Perancangan
Sensor Kekeruhan (Fotodioda)
Pengolah
sistem analog digunakan rangkaian seperti pada Gambar 3.4 yaitu rangkaian
pengolah sensor kekeruhan berbasis fotodioda dengan rangkaian penguat
diferensial-non inverting. Terdapat sepasang transmitter dan receiver yang berperan
sebagai basis sensor pengindraan tingkat kekeruhan. Transmiter pada rangkaian
digunakan LED dan receiver adalah fotodioda. Rangkaian pengolah tegangan hasil
bacaan fotodioda digunakan sistem penguat diferensial-non inverting.
Cara kerja :
rangkaian fotodioda ini digunakan untuk mendeteksi turbidity (kekeruhan) air,
yaitu dengan cara melewatkan air diantara receiver dan transmitter. Arus pada
fotodioda sangat tergantung pada intensitas cahaya yang mengenai permukaan
fotodioda dan kecil sekali dipengaruhi oleh tegangan yang dipasang pada
rangkaian fotodioda. Karena tegangan yang dihasilkan pada keluaran sangat kecil
maka diberikan rangkaian penguatan differensial dan penguatan non inverting.
Intensitas cahaya yang diterima fotodioda akan dikonversi menjadi sinyal
tegangan. Sinyal keluaran dari alat ini menunjukkan nilai tegangan yang
sebanding dengan kekeruhan air.
Minimum
Sistem ATmega8535
Rangkaian
skematik sistem mikrokontroler ATmega 8535 dapat diilustrasikan seperti dilihat
pada Gambar 3.5. Proses kerja mikrokontrol dioprasikan dengan pola sinyal yang
dibangkitkan oleh crystal momolitik (XTAL) 8MHz. Pola kecepatan frekuensi XTAL
mempengaruhi dari proses eksekusi alur algoritma yang tersimpan dalam
mikrokontrol.
Pin 9
merupakan masukan reset (aktif rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah
akan me-reset mikrokontroler ini. Untuk mendownload file heksadesimal ke
mikrokontroler, Mosi, Miso, SCK, Reset Vcc dan GND dari kaki mikrokontroler
dihubungkan ke konektor yang akan dihubungkan ke ISP programmer. Dari ISP
programmer inilah dihubungkan ke computer melalui port paralel. Kaki mosi,
miso, sck, reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki 6, 7, 8,
9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP programmer,
maka pemrograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler
tidak akan bisa merespon.
Pada
rangkaian LCD seperti diatas yang terdiri atas Gnd, Vcc, Contract, Reset, RW
(Read/write), Enable, DB4-DB7 dan dihubungkan langsung dengan konektor yang
kompatibel dengan mikrokontroler. Fungsi pada potensiometer (VR1) pada
rangkaian adalah untuk mengatur gelap/terangnya karakter yang ditampilkan pada
LCD. Untuk konektor no 1 dan 2 dihubungkan ke power supply 5 volt dan ground.
Perancangan
Perangkat Lunak
Perancangan
software digunakan untuk mengolah perubahan sinyal output dari dua sensor yaitu
sensor suhu dan kekeruhan air yang telah dikondisikan. Untuk melakukan
pengolahan data ini sinyal anlog dari output op-amp dilakukan konversi ke
digital terlebih dahulu. Setelah dikonversi maka pengolahan data dari output
LM741 dilakukan oleh mikrokontroler ATMega 8535 yang mengubah data tegangan
menjadi nilai suhu dan kekeruhan yang ditampilkan pada LCD. Resolusi ADC
menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai contoh : ADC 8 bit akan
memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan
dalam 255 (2n-1) nilai diskrit.
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke
dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan
tegangan referensi. Sebagai contoh, tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3
volt rasio input terhadap referensi adalah 60%. Jadi jika menggunakan ADC 8 bit
dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 =
153 (bentuk desimal) atau 10011001 (bentuk biner).
Sinyal
analog yang telah dikonversikan menjadi digital merupakan representasi dari
nilai tegangan pada pengukuran suhu dan kekeruhan. Nilai ini akan dikonversikan
sebagai nilai suhu dan kekeruhan yang akan ditampilkan pada display LCD.
Flowchart perancangan software dapat dilihat pada Gambar 3.7. Perancangan
software ini digunakan compiler Code Vision AVR yang digunakan untuk
mengcompile dan membuat kode hexa yang akan didownload ke mikrokontroler. Pada
Gambar 3.8 diperlihatkan tampilan editor dari software CodeVision AVR yang
digunakan untuk mengcompile, membuat kode hexa dan mendownload ke mikrokontroler.
Bahasa pemrograman yang digunakan oleh
Code Vision AVR adalah bahasa
pemrograman C.
sumber : klik
Langganan:
Postingan (Atom)